Jelajahi Kisah Terbaru Prabowo Subianto yang humanis Setiap Waktu
Berita  

Ini Bukti Terbarunya: Orang Kalimantan dan Nenek Moyang Afrika

Ini Bukti Terbarunya: Orang Kalimantan dan Nenek Moyang Afrika

Lukisan gua di Madagaskar menunjukkan bahwa penduduk di pulau yang berdampingan dengan benua Afrika tersebut punya hubungan budaya dengan penduduk purba di Kalimantan dan Mesir.

Hubungan tersebut diceritakan oleh David Burney seorang professor Paleobiology di University of Hawaii, bagian dari ekspedisi peneliti Gua Andriamamelo di bagian barat Madagaskar.

“Seni gambar pertama [di pulau Madagaskar], melukiskan alam dengan sosok menyerupai manusia dan hewan. Sebelumnya, seni yang ditemukan di batu di Madagaskar hanya berupa simbol-simbol dasar,” katanya dalam tulisan berjudul Madagascar cave art hints at ancient connections between Africa and Asia di The Conversation, dikutip Senin (18/12/2023).

Hal yang paling menakjubkan dari lukisan gua tersebut adalah hubungannya dengan dua wilayah yang jauh dari Madagaskar yaitu Mesir dan Kalimantan.

Beberapa adegan yang terlukis di Gua Andriamamelo menyerupai simbol agama era Mesir Kuno. Ada delapan gambar “besar” yang dikenali serupa dengan Horus (elang), dewa manusia berkepala burung (Thoth), dewi burung unta (Ma’at), dan dua sosok yang menyerupai Anubis, dewa berkepala anjing.

Selain itu, ada sosok misterius yang menyerupai huruf H yang ditemukan tergambar berulang-ulang. Menurut Burney, satu-satunya simbol purba yang menyerupai gambar tersebut adalah huruf “hawt” (ሐ), yang berasal dari abjad Amharaic Ethiopia, yang dilafalkan sebaga “ha.”

Simbol serupa hanya bisa ditemukan di lukisan berusia 2.000 tahun di sebuah gua di Kalimatan. Simbol yang sama tidak ditemukan di lukisan purba lain di wilayah Indo-Pasifik. Dalam rumpun bahasa Austronesia (yang ditemukan mulai dari Madagaskar di paling barat hingga Rapa Nui di Pasifik paling timur), kata “ha” digunakan untuk mewakili konsep “napas kehidupan.”

Burney menilai simbol ini menunjukkan sumbangan unsur Afrika dan Asia dalam bahasa, penduduk, dan budaya Madagaskar yang biasa disebut Malagasy.

Para peneliti prasejarah memang punya hipotesis bahwa budaya Malagasy berasal dari Kalimantan, yang dipengaruhi oleh bagian timur Afrika. Namun, ahli masih belum punya cukup fakta untuk menentukan waktu penduduk pertama Malagasy tiba di Madagaskar.

Lukisan gua di Gua Andriamamelo bisa menjadi acuan karena di sana tidak muncul satupun simbol yang terkait dengan peradaban yang lebih “muda” seperti yang berasa dari budaya Kristen, Muslim, bahkan Hindu. Bahkan, simbol zebu yang digunakan untuk menggambarkan binatang ternak selama ribuan tahun di Madagaskar, tak terlukis di Andriamamelo.

Hewan yang terlukis di Andriamamelo justru hewan yang sudah punah selama ratusan tahun seperti penyu raksasa, burung gajah, dan kungkang lemur raksasa.

Kombinasi antara penggambaran hewan yang sudah lama punah dengan absennya simbol “modern” bisa menjadi acuan momen Madagaskar “kedatangan” penghuninya. Pasalnya, usia lukisan gua susah diukur menggunakan teknik penanggalan karbon.

Tim peneliti, termasuk Burney, memperkirakan usia lukisan gua tersebut sudah 2.000 tahun.

Misteri kedua adalah siapa pelukisnya? Burney menyatakan satu-satunya bukti selain sosok “M” adalah tulisan di kanan bawah gua yang terdiri dari enam hingga delapan karakter Arab yang bunyinya “D-A-NT-IA-R-K.”

Salah satu hipotesis adalah kata tersebut merujuk ke Antiochus IV Epiphanes, raja dari Dinasti Seleukia, yang berhasil menguasai sebagian besar Mesir pada 170 SM. Antiochus IV juga tercatat mengirim ekspedisi untuk menjelajah Laut Merah dan menyusuri pantai timur Afrika.