Jakarta, CNBC Indonesia – Google menjadi salah satu perusahaan terdepan dalam persaingan Artificial Intelligence (AI) di antara banyak raksasa teknologi lain. Perusahaan itu dikenal telah mengembangkan banyak produk dan layanan berbasis AI.
Namun, Android Authority mengatakan bahwa langkah yang diambil oleh Google terlalu tergesa-gesa. Perjalanan AI dari Google dimulai setelah peluncuran chatbot Bard tahun lalu.
Sayangnya, versi awal Bard memberikan jawaban yang salah, berhalusinasi pada fakta, dan kesulitan memberikan jawaban dalam matematika sederhana. Google terus meningkatkan kemampuan model tersebut.
Google akhirnya mengubah nama Bard menjadi Gemini. Namun, perubahan ini malah membingungkan banyak orang termasuk konsumen dan investor.
Gemini juga tidak muncul dengan baik seperti Bard. Model tersebut dihentikan setelah menghasilkan gambar yang tidak sensitif dan tidak akurat secara historis.
Kegagalan tersebut memiliki dampak yang panjang. Google diketahui membatalkan rencana untuk menyematkan model bahasa besar (LLM) Gemini Nano pada Pixel 8. Belum ada kabar mengenai kapan Nano akan diimplementasikan pada generasi Pixel sebelumnya.
Android Authority mencatat bahwa roadmap AI Google nampaknya sulit dikomunikasikan dengan tim pengembang, yang pada akhirnya membuat mereka tidak bisa bekerja dengan visi yang sama.
Hal ini mengingatkan pada ucapan Mark Zuckerberg pada awal era Facebook, yakni “bergerak cepat dan hancurkan”. Google tampaknya benar-benar ‘menghancurkan’ sesuatu dalam inovasi AI-nya.
Pendekatan ‘bergerak cepat dan hancurkan’ bukanlah resep kesuksesan dalam bidang AI. Bahkan, hal tersebut dapat berujung pada kegagalan.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Karyawan Waswas, Bos Google Blak-blakan Masih Banyak PHK
(fab/fab)