Jelajahi Kisah Terbaru Prabowo Subianto yang humanis Setiap Waktu
Berita  

Duit Rp 26 Juta Raib Setelah Belajar dari Tuti dan Membuka DM Instagram

Daftar Isi Jakarta, CNBC Indonesia – Perkembangan teknologi yang pesat turut diikuti dengan munculnya berbagai jenis kejahatan, termasuk penipuan di dunia maya. Salah satu modus penipuan yang saat ini marak terjadi di internet adalah modus berkedok asmara. Seorang perempuan berusia 29 tahun yang bekerja sebagai analis keuangan, yang menggunakan nama samaran Tuti, menjadi korban modus penipuan ini. Tuti mengalami kerugian sebesar Rp 26 juta akibat rayuan seorang pria bernama Awan Pradita Jayantaka yang berjanji akan menikahinya.

Kisah dimulai pada bulan Juni 2024, ketika Tuti menerima pesan dari seorang pria tampan melalui fitur DM Instagram. Pria dengan akun @awan_pradita_jayantaka mengaku menemukan akun Tuti melalui fitur Explore di Instagram. Tuti, yang sering membagikan tips keuangan di Instagram pribadinya, mulai berkomunikasi intens dengan penipu tersebut. Pria itu sering menanyakan hal-hal terkait investasi dan akhirnya interaksi mereka berlanjut ke platform WhatsApp.

Penipu mengaku sebagai pekerja di Papua Barat yang kontraknya akan berakhir pada September 2024. Dia selalu meyakinkan Tuti untuk menjalin hubungan serius dan menceritakan berbagai kisah sedihnya. Meskipun Tuti masih ragu karena mereka belum pernah bertemu secara langsung, penipu terus berusaha meyakinkan bahwa ia serius untuk menikahi Tuti dan ingin segera kembali ke Jakarta.

Penipu mengklaim memiliki gaji Rp 7,2 miliar yang disimpan di perusahaan karena kontraknya. Namun, ia tidak bisa mengakses uang tersebut karena rekeningnya sudah lama tidak digunakan. Penipu meminta Tuti mentransfer uang sebesar Rp 26 juta untuk biaya transportasi helikopter dari offshore ke darat. Tuti sempat curiga tapi penipu berhasil meyakinkannya dengan berbagai alasan.

Setelah Tuti mentransfer uang tersebut, penipu kembali meminta uang tambahan untuk berbagai alasan, termasuk biaya penginapan dan makan selama di darat sebelum kembali ke Jakarta. Tuti mulai curiga dan akhirnya menemukan bahwa alamat yang diberikan oleh penipu adalah palsu. Setelah dihadapkan dengan kenyataan ini, penipu langsung menghilang dan memblokir semua kontak Tuti.

Tuti akhirnya menyadari bahwa ia telah menjadi korban penipuan dan melakukan riset online. Ia menemukan bahwa modus penipuan semacam ini telah menimpa banyak korban lainnya juga. Meskipun terlena oleh rayuan sang penipu, Tuti berharap agar kisahnya dapat menjadi pelajaran bagi orang lain agar lebih waspada dan hati-hati di dunia maya.