Calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka memiliki gagasan untuk memberikan program kredit kepada startup milenial. Ide ini menarik perhatian banyak orang karena kebanyakan startup mendapatkan modal usaha dari investor, bukan dari pinjaman bank.
Ekosistem digital di Indonesia telah melahirkan banyak startup yang memiliki nilai tinggi, bahkan beberapa di antaranya mencapai status unicorn dengan menarik investasi dari investor global senilai ratusan triliun rupiah.
Investasi merupakan sumber modal utama bagi startup untuk mengembangkan bisnisnya, berbeda dengan sebagian besar bisnis baru yang mendapatkan modal dari pinjaman bank. Alasannya adalah karena kebanyakan startup masih baru dan transaksi awalnya masih kecil atau belum stabil.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura Indonesia untuk Startup Indonesia (Amvesindo), Edward Ismawan Chamdani, mengatakan bahwa startup masih belum “bankable” di mata perbankan. Hal ini disebabkan oleh umumnya startup masih baru dan transaksi awalnya masih kecil atau belum stabil.
Edward menjelaskan bahwa kredit bagi startup belum tentu sesuai dengan kebutuhan modal mereka, yang sebagian besar digunakan untuk pengembangan produk, pemasaran, karyawan, dan manajemen.
Ia menyarankan agar pemberian kredit kepada startup harus disesuaikan dengan kepastian pendapatan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan kredit berdasarkan invoice dari calon pelanggan atau neraca yang baik sebagai bukti pembayaran kembali dalam periode pinjaman.
Gibran mengatakan bahwa pemerintah telah menyediakan Kredit Usaha Rakyat untuk usaha mikro dan ultra mikro. Namun, ia ingin menghadirkan fasilitas kredit baru, yaitu kredit startup milenial.
Ia menjelaskan program tersebut saat deklarasi pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di area Gelora Bung Karno, Jakarta. Program ini ditujukan kepada milenial yang ingin memulai perusahaan rintisan yang berbasis inovasi dan teknologi. Namun, Gibran belum menjelaskan detail lengkap mengenai program tersebut.