Berita  

“Dompet Induk TikTok Tebal: Rahasia Cuan Baru”

ByteDance, pemilik TikTok di China, telah mengalokasikan lebih dari 150 miliar yuan (Rp 334 triliun) untuk belanja modal tahun ini. Sebagian besarnya akan digunakan untuk membangun kecerdasan buatan (AI). ByteDance berencana membelanjakan sekitar setengah dari jumlah tersebut di luar negeri untuk infrastruktur yang berhubungan dengan AI, terutama pusat data dan peralatan jaringan. Penerima manfaat utama dari belanja tersebut adalah pembuat chip Huawei Technologies dan Cambricon Technologies, ditambah pemasok AS Nvidia, demikian disampaikan oleh dua sumber yang mengetahui masalah ini.

Menurut laporan Reuters, ByteDance merespons kabar ini dengan mengatakan bahwa “informasi yang bersumber dari sumber anonim tentang pengeluaran kami tidak benar” tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Nvidia enggan memberikan komentar, sementara Huawei dan Cambricon belum merespons permintaan komentar dari Reuters. Pengeluaran tersebut diharapkan dapat membantu ByteDance mempertahankan keunggulan AI-nya di dalam negeri dengan lebih dari 15 aplikasi AI mandiri, termasuk chatbot top Doubao. Meskipun baru diluncurkan pada tahun 2024, jumlah aplikasi AI mandiri yang dimiliki ByteDance lebih banyak daripada pesaing seperti Baidu dan Tencent Holdings.

Dana yang dialokasikan juga akan membantu memperkuat penawaran AI di luar negeri, terutama ketika ByteDance menghadapi tantangan terkait masa depan TikTok di Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif untuk menunda pemberlakuan larangan terhadap aplikasi video pendek tersebut selama 75 hari. Sementara itu, belum jelas bagaimana rencana keuangan ByteDance pada tahun 2025 jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, karena perusahaan tersebut tidak mengungkapkan rincian keuangannya. Berbagai laporan mengindikasikan bahwa ByteDance memiliki rencana belanja hingga US$12 miliar untuk infrastruktur AI dan hingga US$7 miliar untuk akses chip Nvidia di luar China.