Jakarta, CNBC Indonesia – Para pensiunan di masa depan memiliki potensi untuk hidup mewah berkat kemajuan teknologi kecerdasan buatan atau AI.
Buku berjudul Superabundance yang diterbitkan pada tahun 2022 oleh Marian Tupy dan Gale Pooley, mengamati peningkatan pertumbuhan populasi dan sumber daya global yang tumbuh delapan kali lipat.
Penulis buku tersebut menyatakan bahwa biaya barang dan jasa akan menyusut seiring berjalannya waktu. Selain itu, jam kerja yang dihabiskan untuk membeli berbagai macam barang juga akan mengalami penyusutan.
Kecanggihan teknologi akan menurunkan biaya produksi barang dan jasa karena semakin banyak tangan dan mesin yang digunakan dalam produksi. Hal ini akan menghasilkan lebih banyak produk dan jasa.
Para investor dan ilmuwan kecerdasan buatan memperkirakan bahwa AI akan memungkinkan otomatisasi pada 80% pekerjaan di masa depan. Manusia akan memiliki asisten mekanis yang memproduksi dan turut menelurkan ide. Miliaran mesin itu akan bekerja tanpa perlu istirahat, demikian dilansir dari Forbes, Rabu (8/11/2023).
Hal ini tentu akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi di masa depan dengan hasil yang mengejutkan. Ini juga berarti bahwa biaya waktu untuk memperoleh barang dan jasa di masa pensiun akan menurun. Jangan pernah lupa bahwa masyarakat adalah pasar. Di masa depan, masyarakat tidak menabung banyak uang karena mereka tidak membutuhkan banyak uang.
Tanda paling pasti dari booming perekonomian adalah turunnya harga-harga, dan perpaduan antara manusia dengan mesin yang berpikir dan bertindak akan menghasilkan “Revolusi Murah”. Oleh karena itu, para pensiunan diramal akan hidup mewah dengan harga kebutuhan pokok yang terus menurun.