Kabar terbaru tentang masalah yang tengah melanda perusahaan akuakultur eFishery terus menjadi sorotan publik. Dugaan penggelembungan laporan keuangan yang dilakukan oleh pendiri dan mantan CEO eFishery, Gibran Huzaifah, kini telah diungkap lewat laporan investigasi dari FTI Consulting sebagai pihak independen.
Hasil investigasi tersebut menunjukkan bahwa kondisi sebenarnya dari eFishery jauh lebih buruk daripada yang selama ini dibayangkan. Fakta baru yang terungkap dalam laporan tersebut memunculkan pertanyaan tentang bagaimana manajemen perusahaan tersebut berjalan di bawah kepemimpinan Gibran.
Meskipun eFishery dikenal sebagai startup teknologi yang mengusung inovasi dalam industri akuakultur, namun proses kerja perusahaan ini masih banyak dilakukan secara manual. Meski sebelumnya dijanjikan ekosistem yang membantu penambak, kenyataannya banyak kelemahan yang terungkap dalam operasional eFishery.
Misalnya, alat eFeeder yang dijanjikan dapat membantu pembudidaya ternyata tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Sensor PondTag yang seharusnya mengukur kualitas air dan mengotomatisasi pengumpan ikan tidak beroperasi dengan baik, sehingga prediksi pakan ikan menjadi kurang akurat.
Tak hanya itu, laporan keuangan yang sebelumnya digelembungkan oleh Gibran juga terbukti tidak akurat. Banyak pembudidaya yang seharusnya bergabung dengan eFishery justru tidak sebanyak yang dibanggakan, sehingga nilai kerugian perusahaan ini melonjak drastis.
Dari hasil investigasi, disebutkan bahwa eFishery mengalami kerugian yang diprediksi hingga ratusan juta dollar dalam rentang tahun 2018-2024. Kas perusahaan juga diketahui menipis dan kondisi keuangan eFishery dinilai tidak layak secara komersial dalam situasi saat ini.
Semua temuan ini membawa eFishery ke dalam sorotan tajam, menggugah pertanyaan tentang keberlanjutan dan kepercayaan terhadap perusahaan tersebut. Dapatkan informasi lebih lanjut dalam video yang tersaji di atas.