Jet tempur Rafale sangat diminati di berbagai negara termasuk Indonesia. Selain Indonesia, negara lain seperti Mesir, Yunani, India, Qatar, Kroasia, dan Uni Emirat Arab juga telah memesan pesawat tersebut. Namun, kabar baik tersebut disertai dengan masalah baru karena pabrikan pesawat mengalami kesulitan dalam memenuhi pesanan yang begitu banyak.
Salah satu daya tarik pesanan jet Rafale adalah komitmen dari produsen untuk menyelesaikan pesanan dalam waktu 36 bulan. Namun, produsen Dassault Aviation dilaporkan menghadapi kesulitan untuk memenuhi tenggat waktu produksi tersebut karena kesibukan penjualan pesawat Rafale yang semakin meningkat.
Belum jelas apakah produsen pesawat ini dapat memenuhi pesanan yang mencapai ratusan unit tersebut tepat waktu. Saat ini, terdapat 234 unit Rafale yang dibeli oleh Perancis dan 261 unit oleh negara lain. Masalah ini diperkirakan akan semakin meningkat pada tahun 2026-2033 karena hanya tersisa 188 pesawat di pabrik Dassault.
Dassault harus mengirimkan banyak pesawat ke berbagai negara di masa depan, termasuk ke Perancis, Indonesia, Uni Emirat Arab, dan Mesir. Jika produksi rata-rata Dassault sebanyak 20 Rafale per tahun pada tahun 2024 dan 2025, maka terdapat 188 pesawat yang harus dikirimkan antara tahun 2026 dan 2033, dengan tingkat pengiriman hampir 24 pesawat per tahun.