Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena Gerhana Matahari Total yang terjadi menjelang lebaran pada 8 April 2024 ternyata memiliki dampak pada penampakan bulan sabit Syawal. Ini diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Astronomi Uni Emirat Arab (UEA), Al Jarwan.
Al Jarwan menyebutkan pengamatan bulan Sabit akan sulit dilakukan saat Gerhana Matahari Total terjadi. Hal tersebut membuat bulan Sabit pada Syawal baru akan terlihat keesokan harinya atau pada 9 April 2024 mendatang, dikutip dari Gulf News, Selasa (19/3/2024).
Bulan sabit Syawal merupakan tanda akhir dari bulan Ramadhan. Dengan baru terlihatnya bulan Sabit pada 9 April, Asosiasi Astronomi UEA mengatakan lebaran kemungkinan jatuh pada 10 April 2024.
Fenomena itu juga disebut akan berdampak pada berbagai aktivitas di Bumi. Salah satunya lonjakan trafik internet dan sinyal ponsel.
Ini disebabkan karena kemungkinan akan ada banyak orang yang mengakses Google Search. Pada fenomena sebelumnya, sejumlah orang mencari tahu informasi dampak melihat langsung Matahari saat gerhana terjadi.
Sinyal ponsel juga akan bermasalah. Karena kemungkinan akan ada banyak aktivitas ponsel secara berlebihan saat itu.
Gerhana Matahari Total nanti dapat terlihat di beberapa lokasi di dunia. Yakni mulai dari Meksiko, Amerika Serikat, Amerika Utara hingga Kanada.
Sementara itu, Xavier Jubier selaku pakar gerhana asal Perancis menjelaskan jalur Gerhana Matahari Total terbentang 162-200 kilometer. Akni terjadi di Samudera Pasifik hingga menuju ke Atlantik.
Titik totalitas terpanjang fenomena tersebut pada Nazas, dekat Durango, Meksiko. Pada saat bayangan Bulan membesar, masyarakat dapat melihat Gerhana Matahari Total selama 4 menit 28 detik.
[Gambas:Video CNBC]
(Sumber: https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/12/15/gerhana-matahari-total-di-amerika-latin-5_169.jpeg?w=1200&q=90)
(Artikel Selanjutnya: Website Hitung Zakat Fitrah dan Bayar Lewat Online)
(fab/fab)