Jakarta, CNBC Indonesia – Di Amerika Serikat (AS), Tesla merupakan pemimpin pasar mobil listrik (EV). Namun di skala global, Tesla menghadapi tekanan persaingan ketat dengan produsen lain. Di China misalnya, Tesla kalah saing dengan produsen mobil lokal yang memproduksi kendaraan dengan fitur canggih dan harga terjangkau. Salah satunya BYD yang secara aktif turut memperluas jangkauannya ke negara-negara lain. Pada kuartal keempat 2023, BYD yang didukung Warren Buffet berhasil menggeser posisi Tesla sebagai pembuat kendaraan listrik terbesar di dunia. BYD menjual lebih banyak kendaraan bertenaga baterai dibandingkan perusahaan milik Elon Musk. “BYD telah berkembang menjadi kendaraan tenaga listrik dalam industri kendaraan energi baru,” kata koresponden CNBC International di Beijing, Evelyn Cheng, dikutip Rabu (27/3/2024). “Jika Anda melihat peringkat bulanan, mereka [BYD] selalu berada di peringkat teratas,” ia menuturkan. Didirikan oleh Wang Chuanfu, BYD mulanya merupakan produsen baterai untuk ponsel pada 1990-an. Di tahun 2003, perusahaan ini beralih ke otomotif dan menjadi merek mobil terkemuka di China, serta produsen utama baterai kendaraan listrik. “Mereka adalah salah satu perusahaan terkemuka di dunia yang memproduksi baterai litium-besi fosfat,” ujar Sam Abuelsamid, analis utama di Guidehouse Insights. Dia juga menjelaskan keunggulan baterai buatan BYD dibandingkan baterai litium-ion. Menurut Abuelsamid, baterai tersebut lebih tahan lama. Belum lagi biaya produksinya sekitar 30-40% lebih murah per kilowatt-jam. Salah satu daya tarik dari BYD adalah harganya yang terjangkau. Banyak mobil produksinya yang ‘merusak’ harga pasar, bahkan beberapa model dijual dengan harga di bawah US$20.000. “Di Munich beberapa bulan lalu, mereka meluncurkan Seagull, dengan harga US$11.500,” kata CEO Dunne Insights Michael Dunne. “Anda harus membayar dua kali lipat harga tersebut untuk mendapatkan kendaraan entry-level di AS dan Eropa. Sangat kompetitif di segmen US$35.000 ke bawah,” Dunne menjelaskan. BYD kini secara agresif melakukan ekspansi global dengan mengekspor lebih dari 240.000 mobil ke 70 negara pada tahun lalu. Mereka telah mengumumkan rencana untuk membangun pabrik Eropa di Hongaria dan dilaporkan sedang mencari lokasi di Meksiko. “Mereka pasti bersiap untuk pasar AS, menunggu waktu yang tepat,” kata Dunne. AS dan Eropa disebut menjanjikan pasar yang menguntungkan bagi BYD. Di satu sisi, produsen AS dan Eropa sendiri harus bisa masuk dan bersaing ketat dengan BYD untuk berkembang secara global. Pabrik BYD di Indonesia Asia Tenggara menjadi salah satu pasar yang disasar BYD untuk mengepakkan sayapnya di kancah internasional. Tahun lalu, BYD menjual 70.000 mobil listrik di Asia Tenggara dengan pangsa pasar 35%. Angka ini menempatkannya di depan rivalnya, Vinfast dan Tesla. Asia Tenggara kemungkinan akan tetap menjadi pasar luar negeri terkuat BYD dalam jangka pendek karena perusahaan tersebut mengejar tujuannya menggandakan ekspor mobil dari tahun lalu menjadi 500.000 pada tahun 2024. “Pasar kendaraan listrik di Asia Tenggara masih dalam tahap awal, dan kebiasaan konsumen perlu dipupuk,” kata analis otomotif Canalys, Alvin Liu. Salah satu upaya BYD adalah berinvestasi ke negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto memastikan bahwa BYD bakal membangun pabriknya di Indonesia. Hal tersebut diketahui usai anak buah Luhut Binsar Pandjaitan itu melakukan serangkaian kunjungan ke Tiongkok baru-baru ini. Kunjungan ini ditujukan untuk menggaet investasi asing masuk ke dalam negeri. Seto menjelaskan agenda pertemuan dengan BYD salah satunya membahas mengenai finalisasi investasi pabrik mereka di Indonesia. Meski begitu, ia enggan membeberkan secara rinci mengenai lokasi yang akan dibangun pabrik. “Insyaallah mereka akan mengumumkan bulan depan lokasi pabrik mereka. Targetnya di awal 2026 pabrik mereka bisa berproduksi secara komersial,” kata Seto dalam keterangan tertulis, beberapa saat lalu.
Home
Berita
Di masa lalu berjualan baterai, perusahaan raksasa China kini mengungguli Tesla dan mendekati pasar Indonesia
Di masa lalu berjualan baterai, perusahaan raksasa China kini mengungguli Tesla dan mendekati pasar Indonesia
Recommendation for You
Samsung berhasil menggantikan Apple dan Xiaomi sebagai raja smartphone global pada kuartal III-2024. Penjualan Seri…
Amerika Serikat (AS) sedang menghadapi serangan dari berbagai arah. Hal ini terlihat dari kolase bendera…
Saham Tesla, perusahaan mobil listrik milik Elon Musk, melonjak hingga 22% pada Kamis (24/10) waktu…