Jelajahi Kisah Terbaru Prabowo Subianto yang humanis Setiap Waktu
Berita  

Sejumlah Orang China Menghentikan Pekerjaan di Perusahaan TikTok, Penyebabnya Sangat Menyedihkan

Sejumlah Orang China Menghentikan Pekerjaan di Perusahaan TikTok, Penyebabnya Sangat Menyedihkan

Pada tahun 2023, total karyawan di Baidu, Alibaba, dan Tencent yang bekerja di perusahaan teknologi besar tersebut mencapai 364.477 orang. Angka tersebut mengalami penurunan sekitar 25.000 orang dari tahun sebelumnya.

Laporan SCMP menunjukkan bahwa banyak karyawan Douyin, platform media sosial mirip TikTok yang dimiliki oleh ByteDance, memilih untuk meninggalkan pekerjaan mereka.

Banyak rekomendasi tawaran untuk para pencari kerja, perubahan karir, dan manajemen karir. Hal ini menunjukkan bahwa industri teknologi tidak lagi dianggap sebagai industri yang menarik bagi para pekerja.

Salah satu contohnya adalah Zoe Du, mantan karyawan ByteDance, yang memutuskan untuk mengundurkan diri setelah bekerja di perusahaan tersebut selama lebih dari 10 tahun. Kelelahan yang dialaminya akibat bekerja keras 6 hari dalam seminggu berdampak buruk bagi kesehatannya.

Tidak hanya Du, banyak karyawan lain di industri teknologi juga mengalami hal yang sama. Fenomena ini terjadi bersamaan dengan penurunan pertumbuhan bisnis perusahaan teknologi besar.

PHK yang semakin banyak di industri teknologi membuat para karyawan merasa tidak stabil dalam karir mereka. Kini, banyak karyawan yang meninggalkan pekerjaan mereka dan mencari kesempatan baru.

Du kini menjalankan startup bernama Ziranlu untuk membantu influencer meningkatkan performa mereka di platform digital. Dengan hanya 8 karyawan, Ziranlu mampu meraih pendapatan senilai 10 juta yuan per tahun.

Pengalaman Du di ByteDance membantunya membangun startup yang sukses. Banyak karyawan lain, seperti Wang Sijing yang merupakan mantan product manager Baidu, juga memilih untuk fokus pada karir yang lebih fleksibel setelah meninggalkan perusahaan teknologi tempat mereka bekerja.

Industri teknologi di China dikenal dengan budaya kerja yang keras dan beban kerja yang tinggi. Meskipun beberapa perusahaan sudah mulai fleksibel dalam hal waktu kerja, namun beberapa karyawan masih menghadapi beban kerja yang berat dan sering lembur.