Jakarta, CNBC Indonesia – Tiongkok mulai “menjajah” dunia Barat melalui sektor e-commerce. Terbaru, Temu dan Shein, e-commerce asal Tiongkok, semakin populer di Amerika Serikat (AS) dengan melakukan pemasaran online dan menawarkan barang-barang murah yang dikirim langsung dari Tiongkok kepada konsumen.
Selain dua layanan tersebut, TikTok Shop yang merupakan e-commerce di bawah naungan ByteDance juga ikut meramaikan persaingan e-commerce di Negeri Paman Sam.
Maraknya aplikasi belanja yang memberikan diskon besar telah menciptakan persaingan baru bagi perusahaan e-commerce lokal AS seperti Amazon, eBay, dan Etsy.
Menurut beberapa pakar industri, sebagian besar pertumbuhan mereka adalah hasil dari celah perdagangan, yang dikenal sebagai pengecualian de minimis atau de minimis exception.
Pengecualian ini memungkinkan barang yang dikirim dari Tiongkok dengan nilai di bawah US$800 bisa bebas bea masuk AS.
Kepala eksekutif kebijakan publik Amazon, David Zapolsky, menyebut ini sebagai “tren yang mengkhawatirkan” yang harus ditindak lebih lanjut oleh regulator global.
“Shein diluncurkan di AS pada 2017, dan baru-baru ini membanjiri Google dan Facebook dengan iklan untuk mendorong ekspansi. Perusahaan tersebut dilaporkan bernilai US$66 miliar.
Sementara Temu, yang dimiliki oleh PDD Holdings, memulai debutnya di AS pada 2022, dan dengan cepat mengeluarkan miliaran dolar untuk pemasaran. Promosi yang paling terkenal melalui iklan TV “berbelanja seperti miliarder” yang ditayangkan selama Super Bowl tahun ini.
Strategi “penjajahan” baru dari Tiongkok ini bertujuan mendatangkan sumber pendapatan baru ke perusahaan-perusahaan yang tadinya fokus pada konsumsi pasar domestik.
Menurut Kementerian Perdagangan Tiongkok, industri e-commerce menjadi kekuatan penting bagi sektor perdagangan luar negeri Tiongkok.
Di Indonesia, e-commerce Tiongkok semakin menjamur dan diminati masyarakat. Misalnya TikTok Shop yang merupakan anak usaha ByteDance asal Tiongkok.
Selain itu, Temu yang merupakan aplikasi dari PDD Holdings juga dengan cepat mendulang sukses di luar Tiongkok. Aplikasi tersebut mulai menyerbu pasar Indonesia sejak 2023 lalu dan meraup lebih dari 100 juta download di toko aplikasi Google Play Store.
Reuters melaporkan beberapa layanan asal Tiongkok yang akan semakin merambah pasar internasional adalah Shein, Temu, dan AliExpress.
Taktik cross-border yang digencarkan Tiongkok bisa mengancam bisnis lokal di negara lain, termasuk di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Perdagangan beberapa saat lalu mengeluarkan kebijakan dalam penetapan batas harga barang impor paling murah yang boleh dijual di platform e-commerce.
Hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 31/2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. Permendag ini diundangkan dan berlaku mulai 26 September 2023.
Salah satu poin pada Pasal 19 ayat (2) menyebutkan bahwa harga barang minimum pada kegiatan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) yang bersifat cross-border senilai US$100 atau setara Rp 1,6 juta.
Sementara itu, pada pasal 19 ayat (3) disebutkan, jika harga barang dalam bentuk mata uang yang berbeda, bukan dolar AS (USD/US$), maka dilakukan konversi menggunakan nilai kurs yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara.
(fab/fab)