Pemerintah India telah memberikan izin untuk sejumlah misi luar angkasa dengan alokasi dana sebesar US$ 2,7 miliar (sekitar Rp 40 triliun) yang diharapkan akan membantu Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) hingga tahun 2040.
Setidaknya empat proyek luar angkasa telah disetujui, dua di antaranya adalah misi kunjungan ke Venus dan pembuatan stasiun luar angkasa.
Keempat proyek utama tersebut mencakup pengembalian sampel bulan dari wahana Chandrayaan-4, pengorbitan di Planet Venus, pengembangan modul stasiun luar angkasa pertama, dan pengembangan roket baru bernama Soorya.
Keputusan tersebut disetujui pada Rabu (18/9) oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi, dalam waktu 100 hari sejak masa jabatan pemerintahan baru.
Ketua ISRO Dr S Somanath menyatakan bahwa visi luar angkasa India yang ambisius kini telah mendapat lampu hijau untuk terus berkembang. India tidak dapat menunda penggunaan teknologi luar angkasa untuk kepentingan masyarakat karena teknologi tersebut sangat berpengaruh dalam kehidupan setiap individu di India.
Eksplorasi ke Venus akan menjadi target penjelajahan luar angkasa berikutnya setelah Mars. Dengan rencana eksplorasi ke Venus, India akan bersaing dengan NASA dan China. Misi India ke Venus diharapkan akan memberikan informasi lebih banyak tentang planet tersebut daripada yang sudah diungkapkan oleh NASA.
Misi pertama India untuk mempelajari planet Venus dilakukan setelah kesuksesan misi ke Mars pada tahun 2013. ISRO akan mengembangkan misi Venus Orbiter Mission (VOM) sebagai langkah penting menuju visi pemerintah dalam mengeksplorasi Venus.
Pemerintah India mengalokasikan dana sebesar US$ 147 juta (sekitar Rp 2,2 triliun) untuk ISRO dalam misi ke Venus. Proyek tersebut ditargetkan akan diluncurkan pada Maret 2028.
Selain misi ke Venus, India juga merencanakan proyek pengembalian sampel bulan dengan Chandrayaan-4 dan pengembangan modul luar angkasa berawak. Proyek-proyek ini merupakan bagian dari rencana ambisius India untuk menjadi negara maju pada tahun 2047.