Industri pusat data (data center) sedang berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan teknologi kecerdasan buatan (AI). Data center adalah infrastruktur yang sangat penting untuk mengelola data, melatih data, dan menyimpan data.
Dibutuhkan biaya yang besar untuk membangun data center, mencapai triliunan rupiah. Sumber daya listrik dan air juga sangat penting untuk menjalankan fungsi data center.
Pasar data center global diperkirakan akan bernilai US$ 301 miliar (Rp 4.683 triliun) dan diperkirakan akan melonjak dua kali lipat menjadi US$ 622,4 miliar (Rp 9.685 triliun) pada tahun 2030, menurut P&S Intelligence.
Banyak pihak berlomba-lomba membangun data center baru ini, tidak hanya dari perusahaan besar tetapi juga startup yang lebih kecil. Mereka juga berlomba-lomba membangun data center yang lebih berkelanjutan karena salah satu tantangannya adalah dampak lingkungan.
Beberapa startup, seperti Incooling, Submer, Phaidra, Verrus, dan Sage Geosystem, mencari cara untuk membuat data center lebih ramah lingkungan dan efisien dalam mengatur sistem pendinginnya.
Di sisi lain, banyak raksasa teknologi yang sudah menyasar kawasan Asia Tenggara yang memiliki lahan besar, air banyak, dan kapasitas listrik memadai untuk membangun data center.
Salah satu negara yang cepat mengambil kesempatan untuk menarik investor asing adalah Malaysia, terutama di kawasan Johor. Banyak perusahaan besar seperti ByteDance, Microsoft, Google, Blackstone, dan Oracle yang telah berinvestasi dalam data center di Malaysia.
Pemerintah Malaysia menetapkan Johor sebagai pusat data center AI untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan, pengelolaan, dan pelatihan sistem AI yang semakin meningkat.
Di sisi lain, Indonesia juga sedang berusaha untuk mengembangkan industri data center. Pemerintah Indonesia melalui Menkominfo, Budi Arie Setiadi, telah melakukan langkah-langkah untuk mendorong pertumbuhan industri data center di Indonesia, termasuk dengan membuat regulasi yang lebih ramah, memastikan ketersediaan sumber daya, memberikan insentif perpajakan, dan menyederhanakan proses perizinan.
Pemerintah Indonesia sedang berusaha untuk mengejar ketertinggalan dan merebut pasar data center. Dengan potensi sumber energi listrik dan energi terbarukan yang melimpah, Indonesia memiliki peluang untuk bersaing dengan negara lain dalam industri data center.