Elon Musk, CEO SpaceX, diduga melanggar aturan rahasia negara dengan membocorkan informasi ke pemimpin asing seperti Presiden Putin. Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan, Angkatan Udara, dan Kantor Intelijen dan Keamanan Pentagon sedang menyelidiki Musk dan SpaceX karena gagal melaporkan pertemuan dengan pemimpin asing, terutama Putin. Permintaan Musk untuk akses rahasia negara sering ditolak oleh Angkatan Udara AS dan Israel juga khawatir tentang kemungkinan Musk membocorkan informasi sensitif.
Hubungan dekat antara Musk dan Presiden AS terpilih, Donald Trump, membuat Musk ditugaskan untuk memimpin badan baru di pemerintahan AS. Namun, kelakuan Musk yang melanggar norma dan kebiasaannya tidak melaporkan informasi sensitif membuat pejabat pemerintah kebingungan. Musk menanggapi artikel yang menyebutnya sebagai pengkhianat negara dan menegaskan bahwa dirinya tidak akan terlibat dalam pertengkaran.
Pegawai SpaceX juga merasa khawatir dengan kemampuan Musk dalam merahasiakan informasi sensitif, termasuk penggunaan narkoba dan obat bius resep. Musk kini memiliki akses tertinggi di Agensi Kontra-intelijen Pertahanan dan Keamanan namun tidak memiliki akses ke urusan pemerintah level-tertinggi. Kelakuan Musk yang melanggar protokol pelaporan federal dan kebiasaannya tidak melaporkan pertemuan dengan pemimpin asing telah menimbulkan pertanyaan tentang akhir dari rahasia yang disembunyikannya.