Pada tahun ini, Matahari mengalami pergeseran kutub utara dan selatan serta berputar hingga terbalik. Peristiwa ini disebut sebagai siklus Schwabe yang terjadi setiap 11 tahun. Dalam siklus ini, Matahari berubah dari “masa tenang” tanpa bintik Matahari menjadi fase maksimum dengan lebih dari 20 kelompok bintik hitam terlihat. Perubahan ini dipicu oleh medan magnet Matahari yang berubah karena rotasi ekuator Matahari lebih cepat dari kedua kutubnya. Proses medan magnet Matahari meluap dari zona konveksi hingga ke korona yang menyebabkan berbagai aktivitas surya seperti bintik hitam, suar, dan coronal mass ejection.
Pada puncak siklus Schwabe, medan magnet Matahari berputar berganti posisi yang dapat berlangsung antara 8 hingga 14 tahun. Kutub magnet Bumi juga mengalami pertukaran, namun dalam rentang waktu yang jauh lebih panjang, yaitu ratusan hingga ribuan tahun. Aktivitas Matahari sepanjang tahun juga meningkat dengan adanya suar surya yang berpotensi menyebabkan gangguan sinyal radio di Bumi.
Beberapa peneliti percaya bahwa mereka dapat memprediksi pertukaran kutub Matahari dengan akurat melalui pengamatan peristiwa penghancur. Mereka mengidentifikasi formasi “donat” magnet yang terbentuk di kedua sisi kutub Matahari dan bergerak menuju ekuator untuk saling menghancurkan. Dengan fokus pada peristiwa ini, mereka dapat membuat prediksi yang lebih tepat mengenai siklus surya. Prediksi terakhir menunjukkan bahwa pertukaran magnet Matahari terakhir diperkirakan terjadi di pertengahan 2024 atau beberapa bulan setelah solar maximum.