Pada 18 Desember lalu, CEO Google, Sundar Pichai, mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi perusahaan untuk tahun 2025 mendatang kepada para karyawan. Dalam rekaman audio rapat strategi tersebut, Pichai menyampaikan urgensi momen ini dan kebutuhan untuk bergerak lebih cepat sebagai perusahaan di tengah persaingan yang semakin ketat dan kemajuan pesat dalam kecerdasan buatan (AI). Karyawan Google yang hadir secara virtual dan langsung di kantor pusat di Mountain View, California, mendengarkan dengan seksama.
Google, yang memiliki pangsa pasar dominan dalam bisnis pencarian, menghadapi tekanan dari persaingan baru yang didorong oleh AI generatif. Perusahaan seperti OpenAI dengan produk ChatGPT dan Perplexity telah menunjukkan potensi pesaing baru dalam akses informasi daring. Google berinvestasi secara besar-besaran melalui model AI Gemini dan aplikasi Gemini untuk tetap bersaing secara kompetitif.
Di sisi lain, Google juga dihadapkan pada tantangan regulasi yang semakin ketat. Departemen Kehakiman telah menuntut perusahaan untuk melepaskan unit perambah internet Chrome-nya, sementara pengawas persaingan usaha di Inggris telah mengekspresikan kekhawatiran atas praktik teknologi iklan Google. Pichai menyatakan kebutuhan untuk memastikan agar Google tidak terganggu oleh pengawasan ketat yang semakin meningkat di seluruh dunia.
Dalam menghadapi tahun 2025 yang dianggap kritis ini, Google bertekad untuk terus fokus membuka manfaat teknologi dan memecahkan masalah pengguna yang sebenarnya. Meskipun dihadapkan pada berbagai tekanan eksternal dan internal, Google berusaha untuk tetap menjadi yang teratas dengan inovasi dan adaptasi terhadap perubahan dalam industri teknologi.