BADAN Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) mendapat rencana penutupan oleh Presiden AS, Donald Trump. Sebagai gantinya, USAID akan digabungkan ke Departemen Luar Negeri AS. Bill Gates, salah seorang tokoh teknologi terkemuka, mengkritik keputusan tersebut, khususnya terkait peran Elon Musk yang menjadi penasihat Trump dan terlibat dalam proses peleburan USAID ke Deplu AS. Gates mengungkapkan kekhawatirannya akan kemungkinan pengurangan bantuan kemanusiaan yang disalurkan oleh USAID, dengan keyakinan bahwa tindakan tersebut berpotensi menyebabkan jutaan kematian.
Selama ini, USAID telah menyebarkan bantuan kemanusiaan dengan total miliaran dolar di berbagai negara. Elon Musk kerap mengkritik lembaga ini, menyebutnya tidak transparan dan sebagai badan sayap kiri yang tidak bertanggung jawab pada Gedung Putih. Gates, dalam wawancara yang dilansir dari New York Post, mempertanyakan pengetahuan Elon Musk tentang pekerjaan di sektor swasta dan kekhawatiran terhadap tindakan USAID.
Gates juga menyatakan bahwa Yayasan Gates telah bermitra dengan USAID dalam program nutrisi dan vaksinasi, di mana ia menilai lembaga tersebut memiliki orang-orang luar biasa. Ia berharap agar pekerjaan yang dilakukan USAID dapat kembali ke organisasi semula untuk mencegah dampak negatif yang dapat menyebabkan jutaan orang meninggal. Meskipun bantuan yang diberikan oleh AS untuk USAID jumlahnya relatif kecil, namun dampaknya besar bagi dunia.
Namun, keputusan Trump yang didukung oleh Elon Musk untuk menutup USAID nampaknya sudah bulat. Pejabat USAID telah memberitahu staf melalui email bahwa kantor pusat di Washington akan ditutup pada Senin. Beberapa staf melaporkan kesulitan dalam mengakses sistem komputer USAID hanya dalam semalam. Elon Musk juga sempat menyindir USAID melalui media sosialnya dengan pernyataan bahwa “USAID adalah organisasi kriminal. Saatnya untuk mati.”
Dengan demikian, keputusan penutupan USAID yang merupakan lembaga kemanusiaan penting bagi dunia telah menimbulkan pro dan kontra di kalangan tokoh terkenal seperti Bill Gates dan Elon Musk. Langkah tersebut diharapkan tidak berdampak negatif terhadap bantuan kemanusiaan global dan jutaan nyawa yang bergantung pada lembaga tersebut.