Sanksi AS terhadap ekspor chip dan alat pembuat chip canggih ke China mulai berdampak, dengan belanja China untuk peralatan chip diprediksi akan menurun tahun ini setelah tiga tahun pertumbuhan yang stabil. Hal ini terjadi karena China sedang menghadapi kelebihan kapasitas dan diprediksi akan menghadapi kendala lebih lanjut dari sanksi AS yang semakin ketat. China telah menjadi pembeli terbesar peralatan fabrikasi wafer selama dua tahun terakhir, namun tahun ini pengeluarannya diprediksi akan turun menjadi US$38 miliar, menurun 6% dari tahun sebelumnya.
Analisis dari TechInsights menunjukkan bahwa penurunan belanja China pada peralatan chip disebabkan oleh kontrol ekspor dan kelebihan kapasitas. Meskipun demikian, perusahaan chip China terus membuat kemajuan, seperti Huawei yang berhasil memproduksi chip canggih meskipun dengan biaya yang lebih tinggi. Upaya AS untuk menghambat kemampuan Beijing dalam mengakses teknologi chip canggih terus dilakukan, namun upaya ini tidak serta merta membuat perusahaan chip China berhenti berinovasi.
Pada tahun lalu, China menyumbang 40% dari penjualan global peralatan fabrikasi wafer, namun tahun ini pangsa pembelian globalnya diprediksi akan turun menjadi 20% untuk pertama kalinya sejak 2021. Meskipun demikian, China tetap menjadi pendorong pertumbuhan global untuk sektor peralatan fabrikasi wafer, terutama dalam kondisi pasar yang mengalami penurunan permintaan elektronik konsumen. Semua ini mengindikasikan bahwa dampak sanksi AS terhadap China masih akan terus berlanjut, namun perusahaan chip China terus berupaya untuk tetap maju dan berkontribusi dalam industri semikonduktor global.