Eropa telah menemukan inovasi baterai listrik baru yang bisa mengurangi ketergantungan pada teknologi daur ulang baterai dari China. Dua startup, Altilium dari Inggris dan Tozero dari Jerman, telah bekerja sama untuk mengembangkan baterai daur ulang yang memenuhi persyaratan kendaraan listrik Eropa pada tahun 2030. Baterai mobil listrik di Eropa harus mengandung sebanyak 6% lithium, nikel, dan 16% kobalt yang harus melalui proses daur ulang.
Altilium bekerja sama dengan Tata Motors dari India untuk menciptakan sel baterai dengan material daur ulang dari jaguar I-Pace. CEO Altilium, Christian Marston, menyebutkan bahwa material daur ulang dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 70% dan lebih ekonomis 20% dibandingkan dengan material baru. Startup Inggris ini merujuk pada penelitian dari Imperial College yang menunjukkan bahwa baterai kecil dari katoda daur ulang memiliki kinerja yang sama baiknya dengan material baru.
Di sisi lain, Tozero yang didukung oleh Honda sedang mengembangkan pabrik grafit daur ulang. Proses hidrometalurgi yang mereka kembangkan tidak menghasilkan emisi, terutama jika didukung dengan energi terbarukan. Grafit memiliki kontribusi hingga 40% dari jejak karbon baterai lithium ion dan pabrik Tozero berencana untuk memproduksi 2.000 ton grafit daur ulang per tahun mulai 2027.
Dengan adanya inovasi ini, harapannya produksi mobil listrik di Eropa bisa lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ini juga merupakan langkah penting dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku dari China dan meningkatkan keberlanjutan industri mobil listrik di Eropa. Yuk, dukung terus perkembangan teknologi ramah lingkungan untuk masa depan yang lebih baik.