China Terus Mengembangkan Teknologi Chip RISC-V Secara Nasional
China terus menunjukkan kekuatan teknologinya dengan menghadapi pemblokiran chip bertubi-tubi dari Amerika Serikat (AS). Baru-baru ini, China berencana merilis pedoman untuk mendorong penggunaan chip terbuka (open source) RISC-V secara nasional. Langkah ini merupakan strategi Beijing untuk mempercepat kemampuan dalam negeri dalam teknologi chip, tanpa tergantung pada teknologi yang dimiliki AS dan sekutunya.
Pedoman kebijakan untuk mendukung chip RISC-V tersebut diperkirakan akan dirilis pada bulan ini oleh 8 lembaga pemerintah di China. Perusahaan pengembang chip China seperti VeriSilicon, ASR Microelectronics, Shanghai Anlogic Infotech, dan 3Peak langsung merasakan dampak positif dari kabar ini dengan sahamnya yang naik antara 8,6-15%.
RISC-V sendiri merupakan teknologi open source yang digunakan untuk merancang beragam chip dengan kemampuan menengah, mulai dari smartphone hingga CPU untuk server kecerdasan buatan (AI). China telah lama mendorong pengembangan RISC-V sebagai alternatif yang lebih terjangkau daripada teknologi chip arsitektur lainnya yang didominasi oleh AS.
Para pemangku kebijakan di AS sebelumnya telah mencoba menghentikan perkembangan RISC-V dengan alasan khawatir teknologi open source tersebut akan dimanfaatkan oleh China. Namun, popularitas teknologi seperti DeepSeek di China terus meningkat, mendorong adopsi RISC-V dan memperkuat industri semikonduktor China secara mandiri.
Dengan semakin banyaknya perusahaan kecil di China yang tertarik dalam penggunaan AI dan DeepSeek, adopsi RISC-V diharapkan akan semakin meluas. Ini merupakan langkah signifikan dalam upaya China untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi AS dan memperkuat posisinya dalam pengembangan teknologi chip secara mandiri.