Studi terbaru menunjukkan bahwa terjadi penyusutan jumlah air di bawah tanah yang semakin signifikan, dengan penurunan mencapai 71% dibandingkan 30-40 tahun lalu. Temuan dari penelitian UC Santa Barbara menunjukkan bahwa penurunan ketinggian air tanah tiga kali lipat lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Peneliti menggunakan data dari catatan nasional dan subnasional serta data dari lembaga lain selama dua tahun untuk memahami 300 juta pengukuran ketinggian air dari 1,5 juta sumur dalam 100 tahun terakhir. Mereka juga menerjemahkan data air tanah global dan melakukan evaluasi pada tren ketinggian air tanah di 1.692 akuifer. Untuk mengatasi masalah ini, penyimpanan air di bawah tanah bisa menjadi solusi yang lebih murah, tidak mengganggu, dan aman. Secara ekologis, pengisian ulang akuifer bisa lebih menguntungkan, dengan peneliti dari Program Studi Lingkungan UC Santa Barbara, Debra Perrone, menjelaskan bahwa penyimpanan air tanah bisa menyimpan enam kali lebih banyak per dolar dibandingkan dengan reservoir permukaan.
Tanda Kiamat Bumi: Penemuan Mengejutkan di Dalam Tanah

Read Also
Recommendation for You

Apple menghadapi tantangan di pasar smartphone terbesar dunia, China. Menurut data dari IDC, pengiriman iPhone…

Produsen smartphone sedang bersaing untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan daya tahan baterai. Sejumlah smartphone terbaru…

Berdasarkan laporan terbaru, layanan streaming Netflix berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 13% selama kuartal pertama…

WhatsApp mengumumkan adanya bug dalam platform WhatsApp for Windows yang memiliki kode CVE-2025-3041. Bug ini…

Pasar iPhone di Amerika Serikat berpotensi terganggu akibat kebijakan tarif dagang resiprokal yang diterapkan oleh…