Ilmuwan mulai membahas kembali konsep terraforming atau mengubah Mars menjadi planet yang dapat dihuni. Dalam sebuah studi yang dipresentasikan di konferensi ilmiah terbaru, Leszek Czechowski dari Polish Academy of Sciences mengungkapkan tantangan besar dalam menciptakan atmosfer yang layak di Mars. Kondisi atmosfer Mars saat ini begitu rendah sehingga air akan langsung mendidih tanpa tekanan khusus. Untuk membuat planet tersebut mendekati kondisi layak huni, tekanan atmosfernya perlu ditingkatkan hingga sepersepuluh dari tekanan di Bumi.
Salah satu wilayah Mars yang paling mendekati syarat ini adalah Hellas Planitia, tetapi meningkatkan tekanan atmosfer secara keseluruhan tetap menjadi tantangan energi yang mahal. Czechowski dan timnya mempertimbangkan berbagai sumber material untuk membentuk atmosfer tambahan, mulai dari asteroid di sabuk utama hingga objek dari Awan Oort. Namun, asteroid di sabuk utama kurang memiliki air dan nitrogen yang dibutuhkan, sementara objek dari Awan Oort memerlukan waktu puluhan ribu tahun untuk diarahkan ke Mars.
Solusi yang diusulkan Czechowski adalah menggunakan objek dari Kuiper Belt, wilayah es di luar orbit Neptunus. Objek ini kaya akan air dan secara teoritis dapat dikirim ke Mars dengan waktu yang lebih singkat daripada objek dari Awan Oort. Proses ini melibatkan tubrukan terkontrol, di mana asteroid besar diarahkan untuk menabrak Mars, melepaskan gas dan energi yang diperlukan untuk menambah atmosfer dan membantu pemanasan planet tersebut. Meskipun masih konseptual, ide untuk menabrak asteroid dari Kuiper Belt ke Mars menunjukkan ambisi manusia dalam eksplorasi dan kolonisasi planet lain.