Saham perusahaan Meta, yang juga merupakan induk dari platform Facebook, Instagram, dan WhatsApp, mengalami kenaikan hingga 5% setelah laporan pendapatan yang melebihi perkiraan pada kuartal pertama tahun 2025. Dengan pendapatan sebesar US$42,31 miliar, Meta berhasil melampaui ekspektasi pasar sebesar US$41,40 miliar. Penjualan Meta pada kuartal tersebut naik 16% secara tahun-ke-tahun, sementara penghasilan bersih mencapai US$16,64 miliar. Laporan ini membuat Wall Street optimis terhadap kinerja Meta pada kuartal kedua tahun 2025. CFO Meta, Susan Li, memperkirakan penjualan perusahaan akan berada di rentang US$42,5-45,5 miliar, sesuai dengan perkiraan analis sebesar US$44,03 miliar. Meski demikian, Meta juga mengantisipasi penurunan pengeluaran iklan dari eksportir e-commerce Asia akibat ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh perang dagang antara AS dan China.
Performa positif Meta juga berdampak pada pendapatan harta kekayaan CEO Mark Zuckerberg, yang melonjak sebesar US$7,96 miliar atau sekitar Rp130,9 triliun. Dengan harta kekayaan sebesar US$203 miliar atau sekitar Rp3.339 triliun, Zuckerberg kini menempati posisi ke-3 sebagai orang terkaya di dunia. Di atasnya, masih ada Elon Musk dari Tesla sebagai orang terkaya nomor 1 dengan harta kekayaan sebesar US$332 miliar atau sekitar Rp5.465 triliun, dan Jeff Bezos dari Amazon dan Blue Origin yang menduduki posisi ke-2 dengan kekayaan sebesar US$212 miliar atau sekitar Rp3.487 triliun. Tekanan yang dialami Tesla membuat harta kekayaan Musk sedikit menurun, namun tetap lebih tinggi dibandingkan Zuckerberg.
Kisah sukses Meta dan peningkatan harta kekayaan Zuckerberg menjadi cerminan dari performa perusahaan teknologi besar, yang mampu menavigasi ketidakpastian ekonomi global dan menjaga posisi mereka di puncak kekayaan dunia. Selain itu, pertumbuhan pendapatan Meta juga memberikan sinyal positif bagi pasar dan analis terkait prospek industri teknologi di masa depan.