Apple berencana untuk meningkatkan harga dari seri terbaru iPhone yang direncanakan akan diluncurkan pada akhir tahun ini. Namun, keputusan ini tidak hanya dipengaruhi oleh kenaikan tarif AS terhadap impor produk-produk mereka dari China. Menurut laporan dari The Wall Street Journal (WSJ) yang mengutip sumber anonim, pertimbangan kenaikan harga juga akan dipengaruhi oleh perkembangan lain seperti tambahan fitur dan desain baru pada iPhone yang akan diluncurkan.
Sementara berdasarkan informasi dari Tech Crunch, diperkirakan kenaikan tarif akan berdampak sebesar US$900 juta pada kuartal ketiga bagi Apple. Meskipun hingga saat ini perusahaan tersebut belum mengonfirmasi apakah perang dagang antara AS dan China akan mempengaruhi harga jual produk mereka. Apple juga telah mulai mengimpor sebagian besar iPhone-nya dari India, bukan lagi dari China, sebagai upaya mengurangi dampak dari tarif resiprokal yang diberlakukan.
Meskipun demikian, AS dan China telah sepakat untuk menghentikan tarif timbal balik selama 90 hari guna memberikan waktu bagi diskusi lebih lanjut. Selain itu, pemerintah AS juga mengumumkan pengecualian tarif utama untuk industri teknologi, termasuk telepon pintar, laptop, hard drive, dan mesin yang membuat semikonduktor, yang sebelumnya akan dikenakan tarif sebesar 20%. Beberapa media juga telah melaporkan bahwa Apple akan meluncurkan iPhone ultra-tipis dalam waktu dekat.
Dengan adanya pembicaraan antara AS dan China serta keputusan pengecualian tarif untuk produk-produk teknologi, diharapkan situasi ini akan memberikan kejelasan bagi perusahaan seperti Apple dalam merencanakan kebijakan harga untuk produk-produk terbarunya. Sehingga, pelanggan dan pasar juga akan lebih siap dalam menyambut perilisan iPhone terbaru tersebut.