Ada banyak mobil modern yang dilengkapi dengan indikator masa pakai oli untuk membantu pemilik mengetahui kapan saatnya mengganti oli. Beberapa indikator bahkan dapat menampilkan persentase yang secara tepat menunjukkan sisa umur oli yang tersisa. Indikator tersebut bukan hanya dihitung berdasarkan jarak tempuh, tetapi juga melalui algoritma yang dikembangkan oleh tiga insinyur General Motors pada 1980-an. Mereka menggunakan data dari sistem OnStar mobil, seperti siklus mesin, aktivasi injektor, dan suhu air, untuk menciptakan cara bagi ECU memprediksi keausan oli mesin.
Algoritma ini cerdas dalam mempertimbangkan berbagai faktor seperti siklus panas, perjalanan jarak pendek dan jauh, serta temperatur oli yang berpengaruh pada oksidasi oli. Sistem ini akan menampilkan lampu peringatan sebelum oli benar-benar habis, dan juga memberi rekomendasi untuk mengganti oli sebelum mencapai batas usia maksimalnya. Meski demikian, uji coba oleh Lake Speed Jr. dari kanal YouTube The Motor Oil Geek menunjukkan bahwa sistem pemantauan ini cenderung konservatif, dengan oli masih memiliki umur pakai lebih lama daripada yang diperkirakan oleh sistem.
Perlu diingat, indikator ini hanyalah sebuah peringatan untuk mengganti oli, bukan berarti oli sudah tidak bisa digunakan sama sekali. Jadi, pemilik mobil tetap disarankan untuk secara rutin melakukan penggantian oli untuk menjaga performa mesin dan melindungi komponen-komponen dari keausan yang berlebihan.