Pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump telah mencabut aturan yang diterapkan oleh pemerintahan sebelumnya terkait kontrol ekspor chip untuk pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Langkah ini diambil untuk memperketat pembatasan ekspor chip AI buatan AS ke negara-negara musuh, terutama China. Keputusan ini juga dimaksudkan untuk mencegah penyebaran chip AI buatan China ke seluruh dunia.
Salah satu perusahaan yang menjadi fokus dalam kebijakan ini adalah Huawei, yang diketahui terlibat dalam pengembangan chip AI Ascend sebagai pengganti Nvidia. Huawei terus diawasi ketat oleh pemerintah AS karena dianggap memiliki hubungan dekat dengan Partai Komunis China yang dapat membahayakan keamanan nasional AS. Banyak pemangku kebijakan di AS yakin bahwa alat telekomunikasi buatan Huawei dapat digunakan oleh pemerintah China untuk kegiatan mata-mata dan serangan siber terhadap AS.
Sejak Huawei dimasukkan ke dalam daftar hitam AS pada tahun 2019, perusahaan tersebut dilarang menggunakan chip canggih buatan AS untuk berbagai keperluan, termasuk smartphone, konektivitas 5G, dan teknologi AI. Hal ini memaksa Huawei untuk meningkatkan produksi chip secara mandiri dengan kerjasama produsen chip China, seperti SMIC. Namun, beberapa laporan menyebutkan bahwa TSMC dari Taiwan juga turut terlibat sebagai pemasok chip untuk Huawei.
Keputusan terbaru yang diambil oleh Biro Keamanan dan Industri AS (BIS) menekankan bahwa perusahaan-perusahaan yang bermitra dengan AS di masa depan harus menghentikan penggunaan chip buatan Huawei. Sanksi dan penalti akan diberikan kepada perusahaan atau negara yang melanggar aturan tersebut. Hal ini dapat berdampak pada rantai pasokan, terutama bagi perusahaan-perusahaan server China yang menguji coba chip Ascend.
Meskipun Huawei terus menghadapi kendala dalam mengakses teknologi yang dibutuhkan, perusahaan ini terus menunjukkan ketangguhan di industri teknologi. Penjualan HP Huawei meningkat signifikan setelah merilis chip Kirin 9000S. Selain itu, perusahaan juga berencana untuk memproduksi chip Ascend 910C sebagai upaya untuk bersaing dengan chip Nvidia H100 asal AS.
Keputusan baru yang diambil oleh pemerintahan AS diharapkan dapat mengembalikan dominasi negara tersebut dalam industri teknologi. Aturan terkait kontrol ekspor chip yang diterapkan sebelumnya dianggap dapat menghambat inovasi teknologi AS dan merugikan perusahaan-perusahaan AS dengan birokrasi yang kompleks. BIS juga menegaskan bahwa aturan baru yang akan diterbitkan akan memberikan panduan yang lebih jelas serta strategi inklusif bagi negara-negara di seluruh dunia, kecuali negara musuh seperti China, untuk mengakses teknologi AS.
Sejumlah poin dalam aturan baru yang dijanjikan oleh BIS mencakup pemastian kepada semua pihak bahwa penggunaan chip Ascend Huawei di seluruh dunia melanggar aturan kontrol ekspor AS, peringatan potensi konsekuensi jika chip AI buatan AS digunakan untuk melatih model AI buatan China, serta penerbitan panduan kepada perusahaan-perusahaan AS tentang melindungi rantai pasokan mereka dari taktik pengalihan. Semua langkah ini diharapkan dapat mengamankan posisi AS dalam teknologi AI dan membatasi pengaruh China di sektor tersebut.