Menjelang Hari Raya Idul Adha, momen pemotongan hewan kurban menjadi hal yang dinantikan oleh umat Islam. Daging hasil kurban didistribusikan kepada masyarakat dan golongan yang berhak. Namun, seringkali bagian kulit hewan tersebut terabaikan, padahal memiliki manfaat yang tinggi.
Salah satu cara pemanfaatan kulit sapi atau kerbau yang populer adalah dengan mengolahnya menjadi kerupuk kulit atau rambak. Kerupuk rambak memiliki cita rasa gurih dan tekstur renyah yang khas. Tidak hanya sebagai camilan favorit, rambak juga sering dijadikan pelengkap hidangan tradisional.
Untuk hasil kerupuk kulit yang sempurna dan garing, proses pengolahan harus dilakukan dengan benar, mulai dari pembersihan kulit hingga teknik penggorengan yang tepat.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kerupuk kulit (rambak) adalah 1 kilogram kulit sapi, 25 gram bawang putih, 50 gram garam, 25 gram gula, air kapur, dan minyak goreng.
Langkah-langkah pembuatan meliputi merendam kulit dalam air kapur agar bersih, kemudian menjemur dan memotong kulit, merebus dengan bumbu hingga lunak, dan menggoreng hingga garing. Kerupuk kulit atau rambak bukan sekadar camilan biasa, tetapi memiliki nilai ekonomi tinggi dan diminati secara luas.
Dengan mengolah kulit hewan kurban menjadi rambak, selain mengurangi limbah juga dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi. Pengolahan kulit menjadi kerupuk kulit merupakan bentuk kearifan lokal yang patut dilestarikan.