Penyesalan Mantan Bos Stellantis Carlos Tavares: Analisis

Carlos Tavares telah mengundurkan diri dari Stellantis setelah berbagai perbedaan dengan anggota eksekutif perusahaan. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa keputusan untuk pergi adalah keputusan pribadinya setelah berdiskusi dengan John Elkann. Tavares, yang sebelumnya menjabat sebagai pimpinan perusahaan otomotif dengan 14 merek, mengakui bahwa ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan cara yang berbeda selama masa kepemimpinannya. Salah satu penyesalan terbesarnya adalah gagal mendapatkan dukungan penuh dari dealer mobil di Amerika Serikat terkait agenda pemangkasan biaya.

Meskipun kepergiannya, Tavares menyatakan bahwa masa lalunya tidak penting karena yang terpenting adalah keuntungan perusahaan. Namun, laba bersih Stellantis mengalami penurunan hingga 70% pada tahun lalu. Setelah mencari selama enam bulan, Stellantis akhirnya menunjuk mantan pimpinan Jeep, Antonio Filosa, sebagai CEO baru perusahaan. Filosa dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama di tengah kondisi pasar yang tidak stabil.

Pembaharuan merek, manajemen portofolio yang luas, dan hubungan dengan dealer menjadi fokus utama bagi CEO baru tersebut. Meskipun beberapa rumor beredar, seperti penjualan Maserati, beberapa merek di bawah payung Stellantis masih belum pasti nasibnya. Tavares pun berharap agar Filosa mendapat dukungan penuh dari dewan direksi dalam mengambil keputusan ke depan.

Sebagai penutup, transisi kepemimpinan ini dianggap terjadi di saat industri otomotif sedang mengalami perubahan besar dengan masuknya mobil listrik dan regulasi yang semakin ketat. Tugas Filosa untuk mengemban kepemimpinan Stellantis di masa mendatang dianggap sebagai tantangan besar yang memerlukan strategi yang tepat untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang terus berubah.

Source link