Perubahan iklim akibat pemanasan global semakin terasa nyata dan berdampak pada kualitas keju. Ilmuwan telah mengungkap bahwa krisis iklim global memengaruhi kualitas susu sapi, bahan dasar dalam pembuatan keju. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Dairy Science menemukan bahwa kekurangan rumput akibat kekeringan membuat sapi mengonsumsi lebih banyak pakan tambahan, seperti jagung dan konsentrat. Akibatnya, rasa dan kandungan gizi susu berubah, menghasilkan keju yang kurang nikmat.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Université Clermont Auvergne, Prancis, selama lima bulan pada tahun 2021, membandingkan dua kelompok sapi yang berbeda perlakuan pakan. Hasilnya menunjukkan bahwa sapi yang makan jagung menghasilkan susu dengan volume setara namun memiliki rasa yang kurang gurih jika dibandingkan dengan sapi yang merumput secara bebas. Selain itu, susu dari sapi merumput juga memiliki lebih banyak asam lemak omega-3 dan asam laktat yang penting untuk kesehatan jantung dan sistem pencernaan.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Eropa, tetapi juga di negara lain seperti Brasil. Peternak di sana juga melaporkan penurunan kandungan susu akibat suhu panas yang ekstrim. Hal ini mempengaruhi pola makan sapi dan kualitas susu yang dihasilkan. Para peternak dan peneliti berusaha mencari solusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap kualitas susu dan keju. Diharapkan dengan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara iklim dan produksi susu, peternak dapat menghasilkan produk susu yang lebih sehat dan berkualitas.