Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, merespons tindakan China yang membatasi ekspor tanah jarang dengan menggulirkan rencana blokir ekspor yang lebih luas ke Beijing. Hal ini terungkap dari informasi yang dikutip dari pejabat dan tiga sumber yang diwawancarai oleh Reuters. Rencana tersebut mencakup pembatasan ekspor software ke China, mulai dari laptop hingga mesin jet.
Dalam perkembangan terbaru, Trump berjanji untuk memberlakukan tarif tambahan sebesar 100% untuk pengiriman barang dari China ke AS serta menerapkan kontrol ekspor baru untuk seluruh software penting. Dia menegaskan bahwa kebijakan baru tersebut akan diberlakukan sebelum 1 November 2025.
Namun, sejumlah sumber menyatakan bahwa tindakan tersebut kemungkinan tidak akan dilanjutkan. Meskipun begitu, rencana pembatasan ekspor software ke China menjadi perhatian serius bagi pihak AS. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, juga mengonfirmasi bahwa opsi tersebut telah dipertimbangkan dan akan dilakukan dengan koordinasi bersama negara-negara anggota G7.
Meskipun begitu, penilaian terhadap kemungkinan implementasi rencana ini masih beragam di antara para pejabat pemerintahan AS, dengan beberapa pihak berpendapat untuk mengambil pendekatan diplomasi yang lebih ‘lembut’. Keputusan akhir terkait dengan pembatasan ekspor software ke China masih terus dipertimbangkan dan menjadi sorotan utama dalam hubungan dagang antara AS dan China.












