Salinan manuskrip kuno di Mesir mengungkapkan bukti mukjizat Yesus di masa kecil. Manuskrip itu diprediksi telah berusia 2.000 tahun dan ditulis di atas papirus, tumbuhan berserat yang banyak digunakan sebelum penemuan kertas.
Di dalam manuskrip, dituliskan cerita ketika Yesus berusia 5 tahun. Ia mampu mengubah mainan burung dari tanah liat menjadi burung hidup, dikutip dari DailyMail, Rabu (12/6/2024).
Goresan tangan yang acak-acakan pada manuskrip dipercaya peneliti sebagai tulisan tangan di sekolah atau komunitas Kristen di Mesir pada abad ke-4 atau ke-5 Mesir.
Manuskrip asli dari cerita keajaiban masa kecil Yesus diestimasikan tertulis sekitar abad ke-2 melalui ‘Gospel of Thomas’. Namun, bukti fisiknya belum ditemukan hingga kini.
Sebelum salinan manuskrip terbaru ditemukan, bukti tulisan tangan serupa sudah ditemukan berasal dari abad ke-11.
Papirus dari abad ke-4 atau ke-5 sebenarnya sudah lama tersimpan di perpustakaan negeri Hamburg di Jerman. Namun, pakar sebelumnya tak melihat ada nama Yesus tertera di dalam teks.
“Sebelumnya kami mengira papirus itu merupakan dokumen aktivitas sehari-hari, misalnya surat pribadi atau daftar belanja, karena tulisan tangannya berantakan,” kata Lajos Berkes, peneliti dan dosen di fakultas teologi di Humboldt-Universitat, dalam keterangan resminya.
Setelah dianalisa, peneliti menemukan tulisan Yesus. Mereka lalu menggabungkan surat demi surat dan sadar bahwa papirus itu merupakan bukti cerita besar.
Gospel of Thomas berisi cerita masa kecil Yesus dari umur 5-12 tahun. Diduga kuat, manuskrip pertamanya ditulis pada abad ke-2. Namun, cerita itu dibuang dari Alkitab karena dinilai tak otentik.
Alkitab lebih fokus pada perjalanan rohani Yesus hingga meninggal.
Dalam cerita Gospel of Thomas, ada kisah mukjizat ketika Yesus bermain di sungai. Ia membentuk 12 burung gereja dari tanah liat yang berasal dari lumpur dasar sungai.
Ayahnya, Yusuf atau Yosef, melihat hal tersebut. Ia menegur Yesus karena seharusnya tak berkegiatan di hari Sabat, yakni perayaan untuk beristirahat dan beribadah.
Sebagai respons, Yesus lantas memerintahkan burung tanah liat itu untuk menjadi burung hidup. Begitu menurut penuturan profesor Gabriel Nocchi Macedo dari University of Liege, Belgia.