Matahari mencapai titik solar maksimum, karakteristik oleh letusan hebat dan partikel bermuatan yang menuju ke Bumi. Dampak dari gejolak ini terasa pada satelit di orbit rendah Bumi (LEO) yang mulai berpindah posisi secara mengkhawatirkan. Peneliti William Parker dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengungkapkan bahwa dua badai geomagnetik terjadi tahun ini sebagai akibat dari letusan Matahari. Badai ini memengaruhi ribuan satelit, yang mengalami migrasi massal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Salah satu badai terbesar adalah Badai G5 pada bulan Mei, yang mempengaruhi jaringan listrik Bumi dan menyebabkan aurora yang spektakuler di beberapa belahan dunia. Konstelasi Starlink SpaceX juga terpengaruh, dengan perpindahan posisi hingga 20 kilometer dalam sehari. Parker menyoroti risiko tabrakan satelit di orbit rendah Bumi akibat perpindahan posisi tersebut, yang dapat meningkatkan bahaya tabrakan. Pasca badai, sebagian besar satelit mengalami manuver otomatis untuk kembali ke ketinggian semula. Ilmuwan terus berusaha memahami perilaku Matahari guna dapat memprediksi badai geomagnetik lebih baik, membantu operator satelit untuk mempersiapkan perangkat keras mereka di luar angkasa.
“Matahari Meledak: Penemuan Tabrakan Dahsyat di Luar Angkasa”
Read Also
Recommendation for You
Lebih dari 15.000 ilmuwan dari 161 negara telah membuat prediksi mengenai bencana global yang menakutkan…
Apple belum bisa menjual produk iPhone 16 di Indonesia karena beberapa persyaratan pemerintah tidak terpenuhi….
China Tengah Terancam Hadapi Sanksi Dagang AS China semakin tertekan dengan sanksi dagang yang diberlakukan…
Pada Kamis (16/1), pengendali misi SpaceX kehilangan kontak dengan roket Starship, yang membawa muatan uji…
Pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) yang ke-60, Donald Trump, akan segera digelar kurang dari satu…