Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat telah mendesak Elon Musk untuk segera membayar penyelesaian terkait dugaan pelanggaran sekuritas selama akusisi Twitter senilai US$ 44 miliar pada 2022 lalu. Desakan ini muncul menjelang pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump pada 20 Januari 2025. Musk sendiri secara terbuka menyampaikan informasi ini dalam sebuah postingan di platform media sosial. Dalam postingannya, Musk meminta klarifikasi atas tindakan yang dianggapnya tidak benar yang dilakukan oleh Ketua SEC Gary Gensler. Belum ada tanggapan dari pihak SEC maupun Gedung Putih terkait hal ini.
Musk, yang telah lama menjadi kritikus pemerintah, menghadapi berbagai investigasi terkait perusahaannya, termasuk Tesla dan SpaceX. Dalam beberapa bulan mendatang, kemungkinan besar Donald Trump akan menempati Gedung Putih, dan ini dapat mempengaruhi nasib investigasi federal yang sedang berlangsung terhadap Musk. Trump telah menunjuk seorang pengganti untuk Gensler di SEC, yang berpotensi memberikan dampak signifikan bagi perusahaan-perusahaan yang diasosiasikan dengan Musk.
Investigasi yang tengah berlangsung meliputi masalah keamanan sistem Autopilot dan FSD milik Tesla, pelanggaran kesejahteraan hewan dalam proyek Neuralink, serta dugaan polusi dan masalah regulasi di SpaceX. Selain itu, Musk telah menyatakan dukungannya kepada Trump, yang dapat memperumit situasi hukumnya di masa depan. Dengan begitu banyak perubahan politik dan hukum yang terjadi, ke depannya akan menjadi tantangan bagi Musk untuk menjaga stabilitas kerajaan bisnisnya.