Salah satu gunung api paling aktif di dunia, Axial Seamount, diperkirakan akan meletus sebelum akhir tahun 2025. Meskipun diperkirakan tidak akan bersifat eksplosif, para peneliti dari Oregon State University (OSU) dan University of North Carolina di Wilmington telah melakukan penelitian intensif mengenai pergerakan magma gunung tersebut. Dalam dua tahun terakhir, mereka telah merekam, mengumpulkan, dan menganalisis data untuk memahami fenomena tersebut.
Bill Chadwick dari OSU melaporkan bahwa laju inflasi gunung api ini terus meningkat sejak tahun lalu, meskipun kegempaan sudah mulai stabil sejak Oktober 2024. Dari laporan tersebut, Chadwick menyimpulkan bahwa kemungkinan letusan Axial Seamount akan terjadi dalam tahun 2025 ini. Axial Seamount terletak di Samudera Pasifik, sekitar 480 km dari Oregon, dan memiliki frekuensi letusan yang lebih sering dibandingkan dengan gunung api di Cascades.
Meskipun letusannya tidak bersifat eksplosif, letusan Axial diperkirakan akan mengeluarkan lava dan membentuk dasar laut baru karena struktur perisai puncaknya terdiri dari lava tipis. Namun, tidak ada ancaman tsunami yang ditimbulkan oleh letusan ini dalam wilayah pantai sekitarnya. Selain itu, aktivitas seismik zona subduksi di garis pantai Oregon tidak akan terpengaruh oleh letusan Axial karena gunung tersebut bukan bagian dari Zona Subduksi Cascadia yang dikenal sebagai The Big One.
Dengan perkiraan yang mengarah pada letusan Axial Seamount dalam tahun 2025, peneliti terus memantau dan mengamati perkembangan gunung tersebut untuk memahami potensi bahaya serta efek dari aktivitas vulkanik ini.