Pasangan suami-istri, Bob Arwezon dan Alice, pindah dari Massachusetts ke Alaska untuk memulai kehidupan baru. Membenahi rumah mereka adalah prioritas utama untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman di tengah alam Alaska yang indah. Namun, pada tanggal 27 Maret 1964, kehidupan mereka terguncang oleh gempa bumi dahsyat yang mengubah segalanya.
Guncangan kuat yang terjadi pada sore hari itu membuat tanah Alaska bergoncang hebat. Alice, yang sedang memberi makan anjing, tak bisa berdiri tegak saat guncangan terjadi. Bob, yang sedang membenahi atap rumah, melihat segala sesuatu bergerak tanpa kendali. Meskipun rumah mereka selamat dari kerusakan berarti karena bahan anti-gempa yang digunakan, beberapa benda besar di sekitar mereka terlempar oleh getaran.
Namun, nasib berbeda dialami oleh Nancy Bidwell, seorang anak berusia 10 tahun yang berada dalam rumah saat gempa terjadi. Rumahnya terbelah menjadi dua dan segala sesuatunya bergerak dan terlempar. Meski dalam keadaan takut, Nancy berhasil meloloskan diri dan berlari ke luar rumah. Konsekuensi gempa tersebut sangat besar, dengan kerugian mencapai miliaran dolar dan tsunami setinggi 67 meter di pesisir Alaska.
Gempa megathrust pada tahun 1964 ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah yang tak terkalahkan hingga saat ini. Meskipun korban jiwa relatif sedikit, gempa tersebut mengingatkan bahwa bencana alam tak bisa diprediksi. Pembelajaran dari kejadian ini juga mengingatkan manusia akan pentingnya hidup berdampingan dengan alam serta siaga terhadap potensi bahaya gempa yang selalu mengintai.