China Menguasai Dominasi AI, AS Tertinggal
Tren keunggulan China dalam sektor Artificial Intelligence (AI) menjadi sorotan terbaru, menggeser dominasi Amerika Serikat (AS). Sejak beberapa tahun terakhir, AI mulai populer dengan hadirnya ChatGPT dari OpenAI AS. Namun, China tidak tinggal diam dan berbagai perusahaan, seperti Google, Meta, dan xAI turut meramaikan persaingan AI.
Menurut laporan terbaru dari Institute for Human Centered AI (HAI) Universitas Stanford, perusahaan AI China seperti DeepSeek dengan model terbaru R1 mulai mengguncang dunia. R1 berhasil mendekati performa terbaik yang selama ini diperoleh oleh OpenAI dan Google. Direktur penelitian di HAI, Vanessa Parli menyebutkan bahwa model-model China tengah mengejar ketertinggalan performa dari model-model AS.
Meskipun AS masih menghasilkan lebih banyak model AI daripada China, China tidak kalah dalam publikasi makalah dan paten terkait AI. Perbandingan 40 model AI dari AS dengan 15 model dari China menunjukkan peningkatan keberadaan China dalam industri AI. Tak hanya China, Eropa juga dikabarkan telah menghasilkan tiga model AI, sementara wilayah lain seperti Timur Tengah, Amerika Latin, hingga Asia Tenggara turut meramaikan kebangkitan AI.
Selain itu, tren penggunaan model AI terbuka juga semakin populer di kalangan perusahaan. Meta, Llama, DeepSeek, dan Mistral dari Perancis menggunakan model terbuka yang dapat diunduh dan dimodifikasi secara gratis. Bahkan ChatGPT rencananya akan mengadopsi model sumber terbuka pertengahan tahun ini, mengindikasikan penutupan kesenjangan antara model terbuka dan model tertutup di kalangan perusahaan AI.
Meski mayoritas perusahaan masih menggunakan model AI tertutup, namun angka penggunaan model terbuka semakin meningkat. Dari laporan tahun lalu, terlihat penurunan kesenjangan penggunaan model AI terbuka, menunjukkan tren positif dalam keberagaman model AI yang digunakan. China kini memimpin dalam industri AI, mengungguli AS dengan peningkatan yang pesat.