Sebuah penelitian terbaru mengungkap rahasia di balik fenomena “bumi hitam” yang tersebar di hutan hujan Amazon. Tanah berwarna hitam ini, yang sangat subur, sudah menjadi bagian penting dari kehidupan penduduk asli Amazon sejak zaman purba. Hal menarik dari penelitian ini adalah fakta bahwa tanah hitam tersebut sebenarnya hasil karya manusia pada masa lalu, bukan fenomena alam semata.
Penelitian yang dilakukan oleh Taylor Perron dan timnya menemukan bahwa tanah di sekitar hutan Amazon sebenarnya tidak mengandung nutrisi yang cukup bagi pertanian. Namun, tanah berwarna hitam ini mengandung karbon, fosfor, dan potasium yang sangat diperlukan untuk tanah pertanian yang subur.
Melalui penelitian yang melibatkan wilayah Kuikuro di Amazon, para ahli berhasil menemukan bahwa penduduk setempat selama ribuan tahun telah menggunakan teknik khusus untuk menciptakan tanah hitam ini. Mereka mengumpulkan limbah organik dari aktivitas sehari-hari, seperti pemancingan dan bercocok tanam, untuk kemudian membentuk tanah hitam yang subur.
Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa komposisi tanah hitam di perkampungan modern dan di situs arkeologi purba sama persis. Kedua tanah ini memiliki kandungan fosfor, potasium, dan mineral penting lainnya yang sepuluh kali lipat lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.
Dengan temuan ini, para peneliti berharap bahwa teknik yang digunakan oleh penduduk asli Amazon dalam menciptakan tanah hitam ini bisa menjadi inspirasi bagi manusia modern untuk menyimpan karbon tanah dan mencegah dampak negatif perubahan iklim. Metode ini dapat membantu dalam mitigasi dampak perubahan iklim di masa depan, serta menunjukkan kearifan lokal yang telah ada sejak zaman purba.