Berita  

Tips Menghindari Penipuan: Modus Baru Rekening Dikuras

Penipuan online yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) semakin marak terjadi dan semakin sulit untuk dikenali. Dalam laporan yang diterbitkan oleh organisasi konsumen ‘Which?’, terdapat temuan video deepfake yang menampilkan tokoh publik terkenal seperti Martin Lewis dan Keir Starmer. Dalam video palsu tersebut, kedua tokoh tersebut memberikan rekomendasi investasi palsu yang sebenarnya hanya skema penipuan. Para penjahat menciptakan video ini untuk menguras rekening korban dengan menjadikan skema tersebut terlihat sah dan bebas risiko.

Berkaitan dengan hal ini, Rocio Concha, Direktur Kebijakan dan Advokasi Which?, menekankan bahwa AI membuat sulit untuk membedakan antara informasi yang nyata dan palsu. Belum adanya langkah yang cukup tegas dari perusahaan teknologi besar seperti YouTube, X, dan Meta untuk mencegah penipuan semacam ini menjadi perhatian serius. Which? mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap Big Tech dalam upaya pencegahan penipuan di masa depan.

Masyarakat juga diingatkan agar tidak mudah percaya pada influencer keuangan atau video yang mengajak investasi tanpa verifikasi. Data dari Financial Conduct Authority (FCA) menunjukkan bahwa sekitar 20% investor masih percaya pada saran dari influencer daring ketika membuat keputusan investasi. Lebih lanjut, pelaku penipuan juga mampu membuat situs palsu dengan mudah yang meniru media tepercaya seperti BBC atau Which? menggunakan teknologi AI, sehingga membuat korban sulit membedakan situs asli dan palsu.

Untuk menghindari penipuan AI, disarankan kepada masyarakat untuk selalu memeriksa sumber konten dan pastikan akun tersebut berasal dari kanal resmi atau memiliki tanda verifikasi. Juga, hindari mengklik tautan yang mencurigakan, pastikan alamat situs benar dan aman, dan laporkan konten palsu menggunakan fitur pelaporan di platform media sosial. YouTube sendiri telah mengembangkan alat yang memungkinkan kreator menandai video tiruan berbasis AI sebagai langkah awal untuk mengidentifikasi konten deepfake di platform tersebut.

Source link